Ketiga, adab penuntut ilmu bersama kawannya
Boleh saja memiliki kawan, tetapi tidak semuanya dijadikan sebagai kawan spesial. Nabi Muhammad ﷺ telah mengingatkan dalam banyak haditsnya, Nabi Muhammad ﷺ bersabda,
لاَ تُصَاحِبْ إِلاَّ مُؤْمِنًا وَلاَ يَأْكُلْ طَعَامَكَ إِلاَّ تَقِىٌّ
“Janganlah engkau bergaul kecuali dengan seorang mukmin. Janganlah memakan makananmu melainkan orang bertakwa.”([17])
Nabi Muhammad ﷺ juga bersabda,
مَثَلُ الْجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالْجَلِيسِ السَّوْءِ كَمَثَلِ صَاحِبِ الْمِسْكِ وَكِيرِ الْحَدَّادِ ، لاَ يَعْدَمُكَ مِنْ صَاحِبِ الْمِسْكِ إِمَّا تَشْتَرِيهِ أَوْ تَجِدُ رِيحَهُ ، وَكِيرُ الْحَدَّادِ يُحْرِقُ بَدَنَكَ أَوْ ثَوْبَكَ أَوْ تَجِدُ مِنْهُ رِيحًا خَبِيثَةً
“Seseorang yang duduk (berteman) dengan orang saleh dan orang yang jelek bagaikan berteman dengan pemilik minyak wangi dan pandai besi. Pemilik minyak wangi tidak akan merugikanmu; engkau bisa membeli (minyak wangi) darinya atau minimal engkau mendapat baunya. Adapun berteman dengan pandai besi, jika engkau tidak mendapati badan atau pakaianmu hangus terbakar, minimal engkau mendapat baunya yang tidak enak.”([18])
Nabi Muhammad ﷺ telah menegaskan agar memperhatikan masalah pertemanan dengan baik, seorang penuntut ilmu mesti selektif dalam mencari teman. Jika temannya sering bermasalah maka tidak perlu berteman lagi dengannya. Baik atau tidaknya kawan dilihat dari dampak menjalin pertemanan dengannya, jika berteman dengannya membawa kebaikan akhirat sehingga iman bertambah, kita lebih rajin beribadah, lebih giat menuntut ilmu, maka itu adalah teman yang baik. Sedangkan jika berteman dengannya justru semakin menjerumuskan ke dalam kesibukan duniawi dan kemewahan, menjadi sombong, suka ghibah sana sini maka itu adalah teman yang buruk, tidak perlu dijadikan kawan walaupun tidak juga memusuhinya.
Contohnya jika kita mendapatkan faedah atau pelajaran dari pengajian maka kita bagikan, sebab di antara konsekuensi pertemanan adalah saling bantu dan bahu-membahu. Jangan menyembunyikan ilmu yang didapat.
Dari sini seorang penuntut ilmu wajib waspada terhadap sifat hasad. Karena hasad bisa mengantarkan kepada saling bersaing dengan tidak sehat, tidak ingin memberi manfaat kepada temannya karena khawatir disaingi. Demikian pula di tengah aktivitas dakwah antara pegiat dakwah satu dengan yang lainnya, tidak boleh ada saling hasad, keinginan menjadi paling unggul, merasa paling berjasa dalam dakwah, dan seterusnya.
Cukuplah kisah Imam Bukhari rahimahullah menjadi pelajaran buruknya hasad antara para ulama atau penuntut ilmu. Ketika beliau dimusuhi dan di-tahdzir oleh gurunya, maka majelis Imam Bukhari rahimahullah dijauhi. Yang tadinya majelis Imam Bukhari rahimahullah dipenuhi banyak manusia, namun setelah di-tahdzir para muridnya kemudian menjauhinya. Inilah akibat dari sifat hasad, yang bahkan bisa terjadi antara dua orang teman dekat.
Oleh karena itu, hendaknya setiap penuntut ilmu menghindari hal-hal yang bisa menimbulkan permasalahan di antara mereka. Selanjutnya juga agar senantiasa memeriksa niat jangan sampai kita hasad dengan kawan yang lain. Di antara hal yang dapat menghilangkan hasad adalah mendatanginya, dengan mengenalnya dan berbincang-bincang dengannya. Karena sering kali hasad itu muncul karena tidak mengenalnya dengan baik.
Oleh Ust. Firanda dalam https://bekalislam.firanda.com/6091-adab-menuntut-ilmu-yang-wajib-anda-tahu.html
Menuntut ilmu merupakan salah satu kewajiban setiap individu yang ingin berkembang dalam kehidupan. Proses ini tidak hanya melibatkan aspek kognitif, tetapi juga memerlukan sikap, niat, dan metode yang tepat agar ilmu yang didapatkan bermanfaat. Artikel ini akan membahas secara mendalam hal-hal yang harus diperhatikan saat menuntut ilmu, berdasarkan perspektif agama, sosial, dan akademis.
Kewajiban Menuntut Ilmu
Tidak sedikit ayat dalam Al Qur’an serta hadis Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam yang mengutamakan wajibnya belajar. Bahkan dalam kedudukan orang yang sedang menuntut ilmu disamakan dengan orang yang sedang berjihad.
Mengutip dalam buku Pendidikan Agama Islam (PAI) Kelas X, coba perhatikan dalam wahyu pertama yang telah diturunkan Allah Subhanahu wata’ala kepada Nabi Muhammad Salallahu ‘alaihi wassalam yang artinya:
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang telah menciptakan. Dia juga yang telah menciptakan antara manusia dari segumpal darah. Bacalah, seta Tuhanmulah Yang Mahamulia. Yang mengajarkan (manusia) dengan pena. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya,” (Q.S. al-‘Alaq/96:1-5).
Dalam ayat tersebut, ada sejumlah kata yang menguatkan perintah dalam belajar serta menuntut ilmu yaitu ‘Bacalah’, ‘Yang mengajar dengan pena’, serta ‘Mengajarkan apa yang tidak diketahui’. Menuntut ilmu tidak akan dibatasi untuk para laki-laki saja, karena para wanita pun memiliki hak yang sama dalam menuntut ilmu.
Seluruh gender, memiliki hak serta kewajiban karena sama-sama menjadi seorang khalifah maupun wakil Allah di muka bumi, sekaligus juga menjadi seorang hamba yang taat.
Sebagai seorang khalifah, tentu manusia akan membutuhkan ilmu untuk bisa menegakkan syariat Allah Subhanahu wata’ala. Demikian juga untuk sebagai hamba, memerlukan sebuah ilmu yang memadai supaya bisa jadi hamba (‘abid) yang baik serta taat.
Mustahil untuk menjadi khalifah tanpa sebuah ilmu pengetahuan yang cukup untuk bisa mengelola serta merekayasa kehidupan di bumi ini, maka dapat menjalankan hukum-hukum Allah.
Sebagai contoh, untuk shalat saja perlu dalam ilmu mencari kiblat, kemudian mencari waktu yang tepat kapan untuk menjalankan sholat lima waktu, juga ilmu dalam membangun masjid yang benar, serta membangun tempat wudhu yang baik, dan lainnya.
Tak ada sebuah batasan pada tempat serta waktu dalam proses mencari ilmu, bahkan terdapat sebuah ungkapan Arab yang menyebutkan ‘Tuntutlah ilmu sampai ke negeri Cina’.
Islam tentunya juga mengajarkan ‘Menuntut ilmu itu dimulai sejak lahir hingga ke liang lahat’, maka belajarlah mulai kecil hingga akhir usia. Jangan merasa malu dalam belajar walaupun sudah berumur.
Allah SWT Akan Meninggikan Derajat
Terkait dalam keutamaan sebuah menuntut ilmu satu ini, dalam Alquran sendiri Allah SWT akan berfirman: “Allah mengangkat orang-orang beriman di antara kalian serta orang-orang yang diberi ilmu sebanyak beberapa derajat.” (Al-Mujadalah: 11).
Mengenai tafsiran atau arti dalam ayat ini, Imam Syaukani berkata: “Dan makna ayat ini bahwasanya Allah akan mengangkat derajat orang yang beriman dari orang-orang yang tidak beriman, serta mengangkat beberapa derajat bagi orang-orang yang berilmu (serta beriman) dari orang-orang yang hanya dengan beriman. Maka barang siapa yang menggabungkan antara iman serta ilmu maka Allah akan mengangkatnya beberapa derajat atas imannya, lalu Allah mengangkat derajatnya atas seluruh ilmunya.”
Rekomendasi Buku & Artikel Terkait :
Oleh DR. Firanda Andirja, Lc. MA.
Secara garis besar adab penuntut ilmu bisa dipandang dari tiga sisi, adab terhadap diri sendiri yang berkaitan dengan Allah ﷻ, adab terhadap guru, adab terhadap sesama penuntut ilmu. Sekali lagi perlu dicamkan bahwa mempraktikkan adab adalah ibadah sehingga seseorang berusaha mempelajarinya agar bisa mempraktikkannya.
Ilmu adalah warisan para Nabi
Rasulullah SAW bersabda: “Dan dalam sesungguhnya Nabi – Nabi tidak pernah mewariskan uang emas serta tidak pula uang perak, namun untuk mereka yang telah mewariskan ilmu (ilmu syar’i) barang siapa yang telah mengambil atas warisan tersebut maka sesungguhnya ia sudah mengambil pada bagian yang banyak.” (HR Ahmad).
Hal ini menunjukkan bahwa dalam keutamaan menuntut ilmu ini akan lebih tinggi daripada uang serta emas yang dalam sifat materi. Karena, ketika seseorang memiliki ilmu serta hingga mengajarkannya, maka dalam hal tersebut akan menjadi sebuah amal jariyah yang terus mengalir bahkan ketika orang tersebut sudah meninggal dunia.
Hukum dalam Menuntut Ilmu
Ilmu seperti apa yang harus dan wajib dipelajari oleh warga umat Islam? Tentu bukan sebuah ilmu yang tidak bermanfaat untuk kehidupan dunia serta akhiratnya. Terdapat ilmu yang tidak wajib dipelajari, bahkan hukumnya haram serta berdosa bila dipelajari.
Untuk sebuah ilmu yang bermanfaat, maka dalam mempelajarinya akan memberikan sebuah konsekuensi pahala. Berikut ini beberapa hukum menuntut ilmu-ilmu yang wajib seperti dilansir pada halaman kemdikbud.go.id:
Hukum fardhu kifayah ini berlaku pada ilmu yang perlu ada pada kalangan umat Islam, agar tidak hanya kaum di luar Islam yang dapat menguasai ilmu tersebut. Misalnya seperti ilmu kedokteran, ilmu falaq, perindustrian, ilmu bahasa, ilmu komunikasi, ilmu nuklir, ilmu komputer, serta lainnya.
Hukum ini akan berlaku bila ilmu yang dimaksud dilarang untuk ditinggalkan oleh para umat Islam pada segala situasi serta kondisi. Sebagai contohnya, ilmu agama Islam, ilmu dalam mengenal Allah Subhanahu wata’ala dengan seluruh sifat-Nya, serta ilmu tata cara beribadah, serta yang terkait pada kewajiban sebagai muslim.
Rekomendasi Buku & Artikel Terkait :
Arti Menuntut Ilmu, Kewajiban, serta Keutamaannya – Ilmu merupakan sebuah kunci akan segala kebaikan serta pengetahuan. Ilmu menjadi sebuah sarana untuk bisa menjalankan apa yang menjadi perintah Allah kepada kita. Tidak akan sempurna akan keimanan serta tak sempurna pula amal kecuali dengan keutamaan sebuah ilmu. Dengan ilmu Allah disembah, dengannya juga hak Allah dijalankan, serta dengan ilmu pula agama-Nya disebarkan.
Hal ini yang sebuah membuat kebutuhan pada sebuah ilmu lebih besar serta dibandingkan kebutuhan pada makanan serta minuman, sebab pada keberlangsungan agama serta dunia bergantung dengan ilmu. Manusia akan lebih memerlukan ilmu daripada sebuah makanan juga minuman. Karena pada makanan dan juga minuman hanya dibutuhkan sebanyak dua hingga tiga kali sehari, sedangkan ilmu terus diperlukan pada setiap waktunya.
Sebagian dari antara kita mungkin bisa menganggap bahwa dalam hukum menuntut ilmu agama hanya sekadar sunnah, yang artinya akan mendapat pahala untuk mereka yang melakukannya serta tidak akan berdosa bagi siapa saja yang meninggalkannya.
Padahal ada terdapat banyak beberapa kondisi di mana dalam hukum menuntut ilmu agama adalah wajib untuk setiap Muslim (fardhu ‘ain) sehingga berdosalah untuk mereka orang yang meninggalkannya.
Menjaga Adab dan Etika Selama Menuntut Ilmu
Selain aspek kognitif, menuntut ilmu juga berkaitan erat dengan adab dan etika. Hal ini terutama ditekankan dalam konteks belajar dengan guru atau dosen. Seseorang yang memiliki etika yang baik selama proses pembelajaran akan lebih mudah diterima dan dihargai oleh orang lain, termasuk guru atau rekan belajar. Adab seperti menghormati waktu, tidak menyela saat orang lain berbicara, dan mendengarkan dengan penuh perhatian menjadi dasar penting dalam proses menuntut ilmu.
Pentingnya Niat yang Ikhlas dalam Menuntut Ilmu
Niat adalah fondasi utama ketika seseorang memutuskan untuk menuntut ilmu. Niat yang ikhlas akan memandu seseorang untuk berusaha mencari ilmu dengan cara yang benar dan tanpa mengharapkan pujian atau keuntungan duniawi. Dalam ajaran agama, niat merupakan salah satu faktor yang menentukan keberkahan dari ilmu yang dipelajari. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk senantiasa memeriksa niat ketika belajar.
Brilio.net - Pendidikan memberikan pengaruh besar bagi kehidupan manusia. Sebab dengan mengenyam pendidikan seseorang akan memiliki ilmu dalam menjalani kehidupan. Tak melulu lewat sekolah, pendidikan juga bisa didapat dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam agama Islam sendiri, seluruh kaum muslim, baik perempuan maupun laki-laki dianjurkan untuk menuntut ilmu sejauh mungkin. Dengan menuntut ilmu, kita dapat menghindarkan diri dari kebodohan dan memperkuat rasa cinta serta syukur kepada Allah SWT. Umat muslim telah diajarkan dalam menuntut ilmu tidak terpaku pada satu hal saja. Banyak hal yang dapat dijadikan sebagai sumber ilmu pengetahuan.
Dalam berproses mengenyam pendidikan, tentunya setiap orang membutuhkan penyemangat agar termotivasi untuk menjalankannya. Untuk meningkatkan semangat belajar kamu pun membaca dan berpegang teguh pada motto hidup Islami pendidikan. Ada banyak kumpulan motto hidup Islami pendidikan, mulai dari hadist hingga quote para tokoh Islam.
Berikut brilio.net rangkum 95 motto hidup Islami pendidikan dihimpun dari berbagai sumber,Jumat (26/11).